Senin, 13 Oktober 2014

KAPSUL

PENGANTAR ILMU FARMASI SEDIAAN OBAT “KAPSUL” Oleh : Nama : NAILA SYLVIATULLATVIYA NIM : E0013029 Prodi : S1 Farmasi SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES BHAMADA SLAWI) Jln. Cut Nyak Dhien No.16 Kalisapu, Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal 52416 Telp. (0283) 6197571 Fax. (0283) 6198450 http://stikesbhamada.ac.id email stikes bhamada@yahoo.com KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Swt, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Maksud dan tujuan dibuat makalah ini agar lebih memahami materi mengenai sediaan obat kapsul yang akan dibahas dalam makalah ini. Makalah ini dibuat berdasarkan beberapa sumber yang bersangkutan dengan materi. Dalam penyusunan makalah ini, tentulah saya banyak menemukan berbagai hambatan dan kendala karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang saya punya. Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna baik secara penyajian ataupun kelengkapannya. Oleh karena itu, saya siap menerima segala kritik dan saran demi sempurnanya makalah-makalah yang lainnya. Tak lupa, saya juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak di bidang farmasi dan bidang kesehatan pada umumnya. Slawi, November 2013 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………...................................................ii DAFTAR ISI…………………………………………………….................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………...............................................................4 B. Tujuan penulisan …………………...…………….....................................5 BAB II ISI .............................……………………………………....................................6 A. Pengertian Kapsul ..................................................................................6 B. Perbedaan Kapsul Keras dan Kapsul Lunak..........................................7 C. Macam-macam Kapsul ...........................................................................8 D. Keuntungan dan Kerugian Kapsul..........................................................9 E. Cara Pengisian kapsul.............................................................................9 F. Cara Penutupan Kapsul.........................................................................10 G. Cara Membersihkan Kapsul...................................................................11 H. Faktor-faktor yang Merusak Cangkang Kapsul......................................12 BAB III PENUTUP.......................................................................................................14 A. Kesimpulan............................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..................................15 LAMPIRAN ………………………………………………………………................................16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian obat secara umum, Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar guna mencegah, meringankan ataupun menyembuhkan penyakit. Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa,mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau untuk memperelok badan atau bagian badan manusia (SK Menkes RI No. 90/Kab/B.VII/1971). Berdasarkan dafinisinya, fungsi obat adalah : 1. Bahan yang digunakan untuk diagnosa 2. Bahan yang digunakan untuk pencegahan 3. Bahan yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit 4. Bahan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit 5. Bahan yang digunakan untuk menyembuhkan gangguan fungsi tubuh 6. Bahan yang digunakan untuk memperelok badan atau bagian badan (kosmetika) Bentuk-bentuk sediaan dari obat yaitu tablet, suspensi, kapsul, emulsi, pil, sirup, serbuk, kelarutan, salep, obet tetes, krim, gel, dan lain masih banyak bentuk sediaan lainnya. Bentuk sediaan obat dapat berfungasi sebagai : 1. Melindungi obat dari kerusakan akibat udara 2. Melindungi obat dari kerusakan akibat asam lambung 3. Memudahkan penggunaan obat untuk tujuan terapi 4. Membuat pelepasan obat yang teliti, tepat dan aman 5. Menghilangkan atau menutupi rasa pahit atau rasa tak enak dari obatnya 6. Membuat serbuk yang tak larut atau tak stabil dalam larutan dibuat suspensi Obat ada beberapa macam, misalnya saja obat paten, obat generic dan obat generic berlogo (OGB). Sedangkan menurut cara penyiapannya ada obat yang jadi dan ada obat racikan. Menurut legalitasnya obat ada obat yang terdaftar dan ada obat yang palsu. Cara memperoleh obat dengan tanpa resep dokter, dengan resep dokter dan dengan apoteker (DOWA). Obat mempunyai khasiat yang bermacam-macam, yaitu : obat analgesic-antipiretik, obat antidiare, obat antihipertensi, obat anti cacing, obat antimalaria, obat anti TBC (OAT), obat anti amoeba, obat antianemia, dan masih banyak khasiat lainnya. 1.2 Tujuan Tujuan dari dibuatnya makalah tentang sediaan obat berupa kapsul ini adalah 1. Mengetahui sediaan obat dalam bentuk sediaan kapsul 2. Mengetahui keuntungan dan kerugian dari pemakaian obat dengan bentuk sediaan kapsul. BAB II ISI A. Pengertian dan macam kapsul Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Bentuk kapsul umumnya bulat panjang dengan pangkal dan ujungnya tumpul tetapi beberapa pabrik membuat kapsul dengan bentuk khusus misalnya ujungnya lebuh runcing atau rata. Kapsul dapat juga mengandung zat warna yang diizinkan atau zat warna dari berbagai oksida besi, bahan opak seperti titanium dioksida, bahan pendispersi, bahan pengeras seperti sukrosa dan pengawet. Biasanya bahan ini mengandung antara 10 – 15 %. Kapsul dapat dibedakan menjadi 3 macam : 1. kapsul – kapsul gelatine yang lunak (capsulae molles, soft capsul) kapsul cangkang lunak yang dibuat dari gelatine sedikit lebih tebal dibanding kapsul cangkang keras dan dapat diplastisasi dengan penambahan senyawa poliol, seperti sorbitol atau gliserin. Kapsul lunak dapat mengandung pigmen atau pewarna seperti Titanium dioksida, pengawet, pengharum dan pemanis atau sukrosa. Cangkang gelatin lunak umumnya mengandung air 6 – 3 %, dan berbentuk bulat atau silindris ataupun bulat elur (disebur pearles atau globula). Kapsul cangkang lunak tidak dipakai di apotik, tetapi diproduksi secara besar-besaran didalam pabrik dan biasanya diisi dengan cairan. Kapsul lunak umumnya berisi granula dan disebut Spansule. 2. kapsul – kapsul gelatine yang keras (capsulae durae, hard capsul) Capsul operculatae, yang terdiri dari sebuah tabung dan sebuah tutup dari masa gelatine yang keras. Kapsul-kapsul ini di tutup dengan memberi setetes Mucilago Gummi Arabici di atas pada tabung itu. Penutupan ini tentu perlu jika dimasukkan cairan didalamnya. Diperhatikan hal-hal berikut : a. bahwa cairan – cairan mengandung air, juga larutan-larutan yang sangat pekat seperti Ichtiol dan Tumenolamonium mengkikis dinding kapsul, karena itu dari senyawa-senyawa seperti itu harus dibuat masa pil, setelah dibagi-bagi dimasukkan kedalam kapsul. b. bahwa cairan-cairan mengandung etanol, yang kadar etanolnya tinggi tadak mengikis kapsul, jika kadar etanol kurang dari 90%, maka cairan yang mengandung etanol itu diolah terlebih dahulu menjadi massa pil. c. bahwa minyak-minyak lemak dan minyak atsiri, etilena trichlorida, karbontetrachlorida, bensol, eter dan sebagainya tidak mengikis kapsul-kapsul karena itu kapsul-kapsul dapat diisi dengan zat tersebut tanpa diapa-apakan. Ini berlaku juga untuk Oleum Caryopyhllorum meskipun minyak atsiri ini sebagian besar (87%) terdiri dari suatu senyawa fenol (eugenol). d. bahwa kapsul-kapsul ini dikikis oleh fenol-fenol dan sediaan-sediaan yang kadar fenolnya tinggi. Sediaan-sediaan seperti kereosot, Pix liquida dan sebagainya tidak dapat dimasukkan kedalam kapsul-kapsul begitu saja, tetapi harus diolah dahulu menjadi masa pil. Tetapi jika sutu sediaan seperti itu telah di encerkan dengan minyak atsiri sehingga kepekatannya kurang lebih 40%, maka dapat dimasukkan kedalam kapsul-kapsul tersebut. e. Jika nitrogliserol itu harus diolah bersama-sama dengan minyak lemak dalam Capsula operculatae, maka digunakan 1% dalam suatu minayk lemak, dimana suatu campuran yang homogen yang tidak diperoleh dengan larutan 1% nitrogliserol dalam Etanol 90% dari Farmakope. Sejumlah zat cair yang kurang dari 1 g boleh diteteskan kedalam Capsule operculatae dengan menggunakan pipet tetes, jika penetesan itu tidak kesalahan yang lebih dari 5%. 3. Capsulae amylaceae, kapsul-kapsul ouwel yang dipergunakan untuk masa yang berbentuk serbuk. Perbedaan kapsul keras dan kapsul lunak Kapsul Keras Kapsul Lunak - Terdiri atas tubuh dan katup - Satu kesatuan - Tersedia dalam bentuk kosong - Selalu sudah berisi - Isi padat dan juga cair - Isi padat dan juga cair - Cara pakai per oral - bisa oral, vaginal, rectal, topikal - Bentuk hanya satu macam - bentuknya bermacam-macam Macam-macam kapsul berdasarkan ukuran Ukuran kapsul menunjukkan ukuran volume dari kapsul dan delapan macam ukuran yang dinyatakan dalam nomor kode. 000 ialah ukuran terbesar sedangkan 5 adalah ukuran terkecil. Ukuran Kapsul : 000 00 0 1 2 3 4 5 Untuk Hewan : 10 11 12 Umumnya nomor 000 adalah ukuran terbesar yang dapat diberikan kepada pasien. Adapula kapsul gelatin keras ukuran 0 dengan bentuk memanjang (dikenal sebagai ukuran OE) yang memberikan kapasitas isi lebih besar tanpa peningkatan diameter. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu bagi kita untuk mampu memilih ukuran kapsul yang tepat untuk memilih ukuran kapsul yang terkecil yang masih dapat menampung bahan obat yang akan dimasukkan. Hal ini penting dalam mempersiapkan resep dokter di apotik. Ketepatan dan kecepatan memilih ukuran kapsul tergantung dari pengalaman. Biasanya dikerjakkan secara eksperimental dan sebagai gambaran hubungan jumlah obat dengan ukuran kapsul dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: No. ukuran Asetosal (dalam gram) Natrium Bikarbonat (dalam gram) NBB (dalam gram) 000 00 0 1 2 3 4 5 1 0,6 0,5 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 1,4 0,9 0,7 0,5 0,4 0,3 0,25 0,12 1,7 1,2 0,9 0,6 0,5 0,4 0,25 0,12 Dalam mempersiapkan resep untuk kapsul, ukuran kapsul hendaknya dicatat untuk memudahkan apabila diperlukan pembuatan ulang, juga diperhatikan bila seseorang pasien mendapatkan dua macam resep kapsul sekaligus , jangan diberikan dalam warna yang sama untuk menghindari kesalahan minum obat tersebut.  Keuntungan dan Kerugian Sediaan Kapsul Keuntungan: 1. Bentuk menarik dan praktis 2. Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang enak 3. Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam perut sehingga cepat diabsorbsi (serap) oleh usus 4. Dokter dapat memberikan resep dengan kombinasi dari bermacam-macam bahan obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang pasien 5. Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi bahan obatnya Kerugian: 1. Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak menahan penguapan 2. Tidak untuk zat-zat yang hiproskopis 3. Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul 4. Tidak untuk balita 5. Tidak bisa dibagi (misal ½ kapsul)  Cara Pengisian Kapsul Yang dimaksud kapsul diisi adalah kapsul keras. Kapsul gelatin keras terdiri dari bagian yaitu bagian dalam (induk) yaitu bagian yang lebih panjang biasa disebut badan kapsul dan bagian luar atau tutup. Kapsul demikian juga disebut Capsulae Operculatae dan kapsul bentuk ini diproduksi besar-besaran di pabrik dengan mesin otomatis. Umumnya ada lekuk khas pada bagian tutup dan induk untuk memberikan penutupan yang baik bila bagian induk dan tutup cangkangnya dilekatkan, untuk mencegah terbukanya cangkang kapsul yang telah diisi, selama transportasi dan penanganan. Ada 3 macam cara pengisian kapsul yaitu dengan tangan, dengan alat bukan mesin dan dengan alat mesin. 1. Dengan tangan Merupakan alat yang paling sederhana yakni dengan tangan, tanpa bantuan alat lain. Cara ini sering di kerjakkan di apotik untuk melayani resep dokter. Pada pengisian dengan cara ini sebaikknya digunakan sarung tangan untuk mencegah alergi yang mungkin timbul karena petugas tidak tahan terhadap obat tersebut. Untuk memasukkan obat dapat dilakukan dengan cara serbuk dibagi sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta lalu tiap bagian serbuk dimasukkan kedalam badan kapsul dan ditutup. 2. Dengan alat bukan mesin Alat yang dimaksud disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia. Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan pengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang tertap dan yang bergerak. Caranya : • Kapsul dibuka dan badan kapsul dimasukkan kedalam lubang dari bagian alat yang tidak bergerak • Serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul dimasukkan atau ditaburkan pada permukaan kemudian diratakan dengan kertas film • Kapsul ditutup dengan cara merapatkan atau menggerakkan bagian yang bergerak. Dengan cara demikian kapsul akan tertutup. 3. Dengan alat mesin Untuk menghemat tenaga dalam rangka memproduksi kapsul secara besar-besaran dan untuk menjaga keseragaman dari kapsul tersebut, perlu diperginakan alat yang serba otomatis mulai dari membuka mengisi sampai dengan menutup kapsul. Dengan cara ini dapat diproduksi kapsul dengan jumlah besar dan memerlukan tenaga sedikit serta keseragamannya lebih terjamin.  Cara penutupan Kapsul Penutupan kapsul yang berisi serbuk dapat dilakukan dengan cara yang biasa yakni tutupkan bagian tutup kedalam badan kapsul tanpa penambahan bahan perekat. Penutupan cangkang kapsul dapat juga dilakukan dengan pemanasan langsung menggunakan energi sensorik atau pelekatan menggunakan cairan campuran air-alkohol. Untuk menutup kapsul yang berisi cairan perlu dilakukan cara khusus seperti diatas. Cara yang sederhana ialah menambahkan bahan perekat agar isinya tidak keluar atau bocor. Caranya sedikit campuran air-alkohol pada tepi luar bagian badan kapsul, kemudian ditutup dan diputar. Untuk melihat adanya kebocoran kapsul tersebut kapsul diletakkan diatas kertas saring kemudian digerakkan kedepan dan kebelakang hingga menggelinding beberapa kali. kapsul tersebut bocor akan meninggalkan noda pada kertas. Didalam pabrik yang besar penutupan kapsul dilakukan secara otomatis. Sebagai cairan pada umumnya larutan gelatin yang diberi tambahan zat warna, sehingga kapsul yang ditutup akan kelihatan pita yang berwarna. Warna ini dapat dipergunakan sebagai pengenal dari suatu pabrik.  Cara membersihkan Kapsul Salah satu tujuan pemberian obat berbentuk kapsul adalah menutup rasa dan bau yang tidak enak dari bahan obatnya. Sesuai dengan tujuan tersebut maka bagian luar dari kapsul harus bebas dari sisa bahan obat yang mungkin menempel pada dinding kapsul. Untuk itu kapsul harus dibersihkan terlebih dahulu. Kapsul harus dalam keadaan bersih sebelum diserahkan pada pasien. Caranya letakkan kapsul diatas sepotong kain (linnen wol) kemudian digosok-gosokkan sampai bersih.  Pengisian Cairan kedalam Kapsul Keras 1. Zat-zat setengah cair atau cairan kental Misalnya ekstrak-ekstrak kental dalam jumlah kecil dapat dikapsul sebagai serbuk sesudah dikeringkan dengan bahan-bahan inert (bahan netral), tetapi jika jumlahnya banyak yang dikeringkan membutuhkan terlalu banyak inert, maka dapat dibuat seperti massa pil dan dipotong-potong sebanyak yang diperlukan baru dimasukkan kedalam cangkang kapsul keras dan direkat. 2. Cairan-cairan Untuk cairan-cairan seperti minyak-minyak lemak dan cairan lain yang tidak melarutkan gelatinnya (bahan pembuat cangkang kapsul) dapat langsung dimasukkan dengan pipet yang telah ditara. Sesudah itu tutup kapsul harus ditutup supaya cairan yang ada didalamnya tidak bocor dan keluar. Untuk cairan-cairan seperti minyak menguap, alkohol yang akan bereaksi dengan gelatinnya hingga rusak, meleleh, harus diencerkan terlebih dahulu dengan minyak lemak sampai kadarnya dibawah 40%. Sebelum dimasukkan kedalam kapsul. Kapsul diletakkan dalam posisi berdiri pada sebuah kotak, kemudian cairan diteteskan dengan pipet tetes yang sudah ditara dengan tegak lurus, setelah itu ditutup.  Faktor-faktor yang merusak cangkang kapsul Cangkang kapsul dapat rusak jika kapsul tersebut : 1. Mengandung zat-zat yang mudah mencair (higroskopis) Zat ini tidak hanya menghisap lembab udara tetapi juga akan menyerap air dari kapsulnya sendiri hingga menjadi rapuh dan mudah pecah. Penambahan laktosa atau amylum (bahan inert netral) akan menghambat proses ini. Contohnya kapsul yang mengandung KI , NaI, NaNO3, dan sebagainya. 2. Mengandung campuran eutecticum Zat yang dicampur akan memiliki titik lebur lebih rendah daripada titik lebur semula, sehingga menyebabkan kapsul rusak atau lembek. Contohnya Kapsul yang mengandung Asetosal dengan Hexamin atau Camphor dengan menthol. Hal ini dapat dihambat dengan mencampur masing-masing dengan bahan inert baru keduanya dicampur. 3. Mengandung minyak menguap 4. Penyimpanan yang salah Di tempat lembab , cangkang menjadi lunak dan lengket serta sukar dibuka karena kapsul tersebut menghisap air dari udara yang lembab tersebut. Ditempat terlalu kering, kapsul akan kehilangan air sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah. Mengingat sifat kapsul tersebut, maka sebaiknya kapsul disimpan: • dalam ruang yang tidak terlalu lembab atau dingin • dalam botol gelas tertutup rapat dan diberi silika (pengering) • dalam wadah plastik yang diberi pengering  Syarat – syarat kapsul Keseragaman Bobot Menurut FI, III, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : • Kapsul berisi obat kering Timbang 20 kapsul, timbang lagi satu persatu, keluarkan isi semua kapsul timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari dua kapsul yang penyimpanggnnya lebih besar dari harga yang ditetapkan oleh kolol A dan tidak satu kapsul pun yang penyimpangannya melebihi yang ditetapkan oleh kolom B. Bobot rata-rata kapsul Perbedaan bobot isi kapsul dalam % A B Kurang dari 120 mg Lebih dari 120 mg 10% 7,5% 20% 15% • Kapsul berisi obat cair atau pasta Timbang 10 kapsul, timbang lagi satu persatu. Keluarkan isi semua kapsul cuci cangkang kapsul dengan eter. Buang cairan cucian, biarkan hingga tidak berbau eter, timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak lebih dari 7,5%. • Waktu Hancur Uji waktu hancur digunakan untuk menguji kapsul keras maupun kapsul lunak. Waktu hancur ditentukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan oleh kapsul yang bersangkutan untuk hancur menjadi butiran-butiran bebas yang tidak terikat oleh satu bentuk. Menurut FI IV, untuk melakukan uji waktu hancur digunakan alat yang dikenal dengan nama Desintegration Tester . BAB III PENUTUP Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah 1. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut 2. Kapsul terdiri atas kapsul keras (capsulae durae) dan kapsul lunak (capsulae molles). 3. Kapsul harus memiliki syarat sebagai berikut yaitu keseragaman bobot, waktu hancur, keseragaman sediaan 4. Kapsul selain memiliki keuntungan juga memiliki kerugian. 5. Dalam pembuatan sediaan kapsul harus diperhatikan sifat dari bahan yang dipergunakan. 6. Kapsul dapat diisi dengan 3 cara yaitu dengan tangan, dengan alat bukan mesin dan dengan alat mesin. DAFTAR PUSTAKA  DR. C. F. Van Duin. 1950. Ilmu Resep. Jakarta: Soeroengan  Seno soetopo. 2001. Ilmu Resep Jilid 1 Cetakan kedua. Jakarta: Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar